Jubii...Alhamdulillah, akhirnya bisa juga masuk ke blogspot. Setelah mencoba-coba untuk memasukkan password. :-)
Yah masalah yang sering terjadi kalau kebanyakan inget password berbeda-beda. Hehehe, maaf bru bisa update. Kelupaan passwordnya yang mana, soalnya blog, mp, fs dan fb beda-beda passwordnya...LOL.
Akhirnya giliran udah lama gak dibuka-buka, lupa lah make password yang mana. Di Århus masih musim dingin. Walau sebenarnya udah masuk spring, tapi kami belum berani menggunakan jaket summer. Masih berbalut sweater dan memakai sarung tangan. Yah begitulah keluarga bossow...:D
Aisyah masih masuk di børnehave, dan acara potty trainingnya sudah menampakkan hasil. Alhamdulillah. Kadang sih kalau dia lagi asyik main di børnehave atau dirumah sedang nonton film, dia kelupaan untuk pergi ke toillet. Dan kalau malam pas tidur, kita tetap pakaikan dia pampers. Untuk jaga-jaga kalau dia pipis pas lagi tidur. Perkembangannya juga makin pesat terutama untuk bahasa danishnya.
Mommynya aja kalah kalau dibandingkan dengan Aisyah. ;-) Ve sendiripun sekarang masih sibuk di kampus. Alhamdulillah masih lancar dan bisa mengikuti perkuliahan. Untung nya jadwal ke kampus gak begitu banyak. Kadang dalam seminggu cuma 2 hari ke kampus.
Paling ribetnya kalau baca buku/ artikel. Bacaannya banyak sekali, kalau untuk Ve pribadi membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan orang danish atau yang udah lama tinggal disini.
Pastinya Ve bersemangat banget untuk kuliah ini. Mungkin motivasi nya karena Ve sudah punya keluarga. Dan paling penting, mata perkuliahan memang sesuai dengan bidang yang Ve geluti saat kuliah di IKIP dulu. Nggak jauh2 tentang perkembangan anak dan bagaimana mendidik anak. Semuanya serba 'excited' banget untuk Ve. Mendalami tentang dunia anak, sekaligus bisa mengikuti tumbuh kembang Aisyah.
Bicara tentang Aisyah...dia selalu ingin mengikuti mamanya. Terutama dalam hal mengenakan jilbab. Awal-awal Ve senang karena Aisyah ada antusias untuk berjilbab. Walau mungkin belum mengerti apa makna dibalik itu. Kadang dia tiba-tiba bilang ke Ve atau ke suami kalau dia ingin memakai jilbab seperti mamanya. :)
Senang sekali kalau anak kami mau berusaha mengikuti jejak orang tuanya, tanpa kita menyuruh-nyuruh mereka.
Tapi kesininya mulai gerah juga dengan pernyataan beberapa orang, ketika anak usia kecil berjilbab. Di kira mereka, kita orang tuanya lah yang memaksakan Aisyah.
Pernah sekali waktu kami jalan-jalan, tiba tiba seorang wanita berjilbab menegur Ve, 'maaf itu anaknya masih kecil sudah berjilbab' ;
tadinya mau sekali Ve meladeni, akhirnya cuma menjawab : ' iya, tapi dia sendiri yang mau berjilbab, kami tidak memaksakannya kok. Malah anak kami sendiri yang meminta' .
Tampak sekali si wanita ini agak ragu. Ve langsung aja ngeloyor pergi.
Ada juga yang pernah bertanya dengan hubby perihal berjilbab nya Ve. Suami teman Ve yang kebetulan notabene muslim, dia bertanya kepada Ben, kenapa Ve berjilbab, apa karena disuruh suami.
Lalu Ben pun menjawab, itu terserah Vera saja, mau berjilbab atau tidak. Itu keputusan ada ditangan Vera, bukan saya yang memaksa.
Intinya :
Kenapa jilbab selalu di identikkan dengan ketertindasan ataupun pemaksaan. Bahkan pemikiran ini sudah mengakar kuat kepada keluarga muslim.
Pemikiran seperti ini menurut Ve, sangat amat bertentangan dengan identitas kita sebagai seorang muslim. Mau berjilbab atau tidak, ndak perlu ada dipaksa-paksa... sama halnya wanita yang ingin memakai tanktop, rok mini, ataupun baju sexy. Merekapun tidak dipaksa atau disuruh suaminya atau mamanya. Semuanya kembali ke pribadi ybs.
Tapi entahlah, memang Ve tidak tahu latar belakang orang lain...hanya Ve dan suami terus menerus saling mengingatkan, terutama untuk hidup dalam tatanan keislaman..memang sulit, tapi tak ada kata menyerah untuk hal yang satu ini. Mempunyai prinsip dalam hidup untuk menjadi muslim yang mengikuti aturan-aturanNya.
Dan untuk Aisyah, tentu saja kami akan mensupport ke 'interest' an nya terhadap jilbab. Kami malah bangga, kalau memang dia mau berjilbab. Justru kami malah akan melarang, kalau dia memakai pakaian yang terbuka, yang rok mini, dsbnya.
Yah masalah yang sering terjadi kalau kebanyakan inget password berbeda-beda. Hehehe, maaf bru bisa update. Kelupaan passwordnya yang mana, soalnya blog, mp, fs dan fb beda-beda passwordnya...LOL.
Akhirnya giliran udah lama gak dibuka-buka, lupa lah make password yang mana. Di Århus masih musim dingin. Walau sebenarnya udah masuk spring, tapi kami belum berani menggunakan jaket summer. Masih berbalut sweater dan memakai sarung tangan. Yah begitulah keluarga bossow...:D
Aisyah masih masuk di børnehave, dan acara potty trainingnya sudah menampakkan hasil. Alhamdulillah. Kadang sih kalau dia lagi asyik main di børnehave atau dirumah sedang nonton film, dia kelupaan untuk pergi ke toillet. Dan kalau malam pas tidur, kita tetap pakaikan dia pampers. Untuk jaga-jaga kalau dia pipis pas lagi tidur. Perkembangannya juga makin pesat terutama untuk bahasa danishnya.
Mommynya aja kalah kalau dibandingkan dengan Aisyah. ;-) Ve sendiripun sekarang masih sibuk di kampus. Alhamdulillah masih lancar dan bisa mengikuti perkuliahan. Untung nya jadwal ke kampus gak begitu banyak. Kadang dalam seminggu cuma 2 hari ke kampus.
Paling ribetnya kalau baca buku/ artikel. Bacaannya banyak sekali, kalau untuk Ve pribadi membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan orang danish atau yang udah lama tinggal disini.
Pastinya Ve bersemangat banget untuk kuliah ini. Mungkin motivasi nya karena Ve sudah punya keluarga. Dan paling penting, mata perkuliahan memang sesuai dengan bidang yang Ve geluti saat kuliah di IKIP dulu. Nggak jauh2 tentang perkembangan anak dan bagaimana mendidik anak. Semuanya serba 'excited' banget untuk Ve. Mendalami tentang dunia anak, sekaligus bisa mengikuti tumbuh kembang Aisyah.
Bicara tentang Aisyah...dia selalu ingin mengikuti mamanya. Terutama dalam hal mengenakan jilbab. Awal-awal Ve senang karena Aisyah ada antusias untuk berjilbab. Walau mungkin belum mengerti apa makna dibalik itu. Kadang dia tiba-tiba bilang ke Ve atau ke suami kalau dia ingin memakai jilbab seperti mamanya. :)
Senang sekali kalau anak kami mau berusaha mengikuti jejak orang tuanya, tanpa kita menyuruh-nyuruh mereka.
Tapi kesininya mulai gerah juga dengan pernyataan beberapa orang, ketika anak usia kecil berjilbab. Di kira mereka, kita orang tuanya lah yang memaksakan Aisyah.
Pernah sekali waktu kami jalan-jalan, tiba tiba seorang wanita berjilbab menegur Ve, 'maaf itu anaknya masih kecil sudah berjilbab' ;
tadinya mau sekali Ve meladeni, akhirnya cuma menjawab : ' iya, tapi dia sendiri yang mau berjilbab, kami tidak memaksakannya kok. Malah anak kami sendiri yang meminta' .
Tampak sekali si wanita ini agak ragu. Ve langsung aja ngeloyor pergi.
Ada juga yang pernah bertanya dengan hubby perihal berjilbab nya Ve. Suami teman Ve yang kebetulan notabene muslim, dia bertanya kepada Ben, kenapa Ve berjilbab, apa karena disuruh suami.
Lalu Ben pun menjawab, itu terserah Vera saja, mau berjilbab atau tidak. Itu keputusan ada ditangan Vera, bukan saya yang memaksa.
Intinya :
Kenapa jilbab selalu di identikkan dengan ketertindasan ataupun pemaksaan. Bahkan pemikiran ini sudah mengakar kuat kepada keluarga muslim.
Pemikiran seperti ini menurut Ve, sangat amat bertentangan dengan identitas kita sebagai seorang muslim. Mau berjilbab atau tidak, ndak perlu ada dipaksa-paksa... sama halnya wanita yang ingin memakai tanktop, rok mini, ataupun baju sexy. Merekapun tidak dipaksa atau disuruh suaminya atau mamanya. Semuanya kembali ke pribadi ybs.
Tapi entahlah, memang Ve tidak tahu latar belakang orang lain...hanya Ve dan suami terus menerus saling mengingatkan, terutama untuk hidup dalam tatanan keislaman..memang sulit, tapi tak ada kata menyerah untuk hal yang satu ini. Mempunyai prinsip dalam hidup untuk menjadi muslim yang mengikuti aturan-aturanNya.
Dan untuk Aisyah, tentu saja kami akan mensupport ke 'interest' an nya terhadap jilbab. Kami malah bangga, kalau memang dia mau berjilbab. Justru kami malah akan melarang, kalau dia memakai pakaian yang terbuka, yang rok mini, dsbnya.
1 comment:
alhamdulillah, bisa baca cerita ttg Ais lagi...
Subhanallh, Ais makin cantik dg jilbabnya... Kami senang banget cerita Ais mau pakai jilbab spy mamanya...
memakai jilbab memang sebuah pilihan ya mbak Ve..yg tentu dg berbagai "efeknya", baik positif or negatif. Negatifnya ya yg spt Mbak Ve tulis itu... tp aku yakin krn mrk kurang memahami makna jilbab itu sdr...so. Ais...terus pakai jilbabnya sayang...
Post a Comment