Mau curhat masalah yang nggak jauh dari dunia ibu rumah tangga nih. ^_^
Acara naiknya harga barang-barang nggak hanya melanda di Indonesia. Di Denmarkpun sama aja. Sekarang harga bensin juga naik, belum harga barang pokok seperti daging, beras, dan ayam.
Dulu waktu awal diDenmark, Ve masih inget kalau beli daging 1kg itu cuma seharga 45-55dkk.( 1 dkk = ca.Rp.1700). Nah sekarang harganya sampai 80-98dkk. Begitu juga beras, dan ayam. Plus terasa nambah beratnya, suami itu tipe meat lover. Nggak bisa cuma disediakan lalap-lalapan. ( emang urang Bandung?). Walau sekarang udah mau makan sayur...tapi kalau di bandingkan dengan Ais, Daddynya kalah makan sayur dari Ais. Ais mah pemakan apa aja....Alhamdulillah makanya sehat selalu.
Balik lagi ke acara harga, pas Ve ada ngobrol sama teman-teman dikelas...ternyata di negara mereka masing-masing juga sama. Harga melangit, pemasukan nggak bertambah tapi pengeluaran mau nggak mau HARUS ditambah.
Miris,waktu melihat berita di negeri sendiri, kelaparan dan kekurangan pangan menimpa daerah pelosok yang akhirnya berdampak terhadap seorang anak menderita kekurangan giji.
Sedih sekali ngebacanya....walau kami nggak kelebihan tapi Alhamdulillah kami tetap bisa makan 4 sehat 5 sempurna. Kadang Ve nya aja yang suka pusiing mau masak apa, bahan udah tersedia tapi bingung mau bikin masakan apa untuk makan. Maklum sih,orang Ve nggak bisa masak...hihihi.
Kami, terutama Ben memang banget-banget mendidik Ais dengan rasa disiplin. Terutama ketika berhadapan dengan pola makan. Ais kalau ketahuan main-main waktu makan, atau nyemburin makanan yang ada di dalam mulut. Sudah pasti kami marah.
Daddynya langsung bilang ke Aisyah gini : Ais, di negara lain banyak anak yang nggak bisa makan spt ini, jadi Ais nggak boleh nyemburin makanan. Kalau udah kenyang yah nggak usah dimasukkin mulut.
Hmm,Ve jadi keingetan gimana caranya mendidik anak untuk bisa berempati kepada sesama. Empati yang artinya juga mau berbagi atau menolong orang lain yang kesusahan/membutuhkan.
Ada yang punya saran ato masukan nggak yah? soalnya semisal kita mau ngasih didikan untuk anak seusia dibawah 2 thn dengan contoh kasih uang ke orang lain yang memerlukan...disini tidak spt di Indo. Pernah ada sih yang datang ngetok pintu apartment minta sumbangan sukarela untuk yayasan kanker. Kalau itu pasti Daddynya Ais paling support, karena dulu Kakeknya juga meninggal karena kanker.
Tapi pemahaman Ve nggak cuma itu aja caranya, ada alternatif yang lain. Karena mesti disesuakan dengan tahap perkembangan anak juga kan.
Ya kalau ada yang tau gimana cara menstimulusnya ato referensi link boleh kasih tau yah.
Eh bentar lagi hari Ibu di Denmark.....nah buat para Ibu, Selamat hari Ibu.....seuntai doa semoga selalu tercurah keberkahan untuk semua Ibu didunia....for my Mom....I love u....thanks for everything.
ps: foto di ambil dari El museet Denmark
Acara naiknya harga barang-barang nggak hanya melanda di Indonesia. Di Denmarkpun sama aja. Sekarang harga bensin juga naik, belum harga barang pokok seperti daging, beras, dan ayam.
Dulu waktu awal diDenmark, Ve masih inget kalau beli daging 1kg itu cuma seharga 45-55dkk.( 1 dkk = ca.Rp.1700). Nah sekarang harganya sampai 80-98dkk. Begitu juga beras, dan ayam. Plus terasa nambah beratnya, suami itu tipe meat lover. Nggak bisa cuma disediakan lalap-lalapan. ( emang urang Bandung?). Walau sekarang udah mau makan sayur...tapi kalau di bandingkan dengan Ais, Daddynya kalah makan sayur dari Ais. Ais mah pemakan apa aja....Alhamdulillah makanya sehat selalu.
Balik lagi ke acara harga, pas Ve ada ngobrol sama teman-teman dikelas...ternyata di negara mereka masing-masing juga sama. Harga melangit, pemasukan nggak bertambah tapi pengeluaran mau nggak mau HARUS ditambah.
Miris,waktu melihat berita di negeri sendiri, kelaparan dan kekurangan pangan menimpa daerah pelosok yang akhirnya berdampak terhadap seorang anak menderita kekurangan giji.
Sedih sekali ngebacanya....walau kami nggak kelebihan tapi Alhamdulillah kami tetap bisa makan 4 sehat 5 sempurna. Kadang Ve nya aja yang suka pusiing mau masak apa, bahan udah tersedia tapi bingung mau bikin masakan apa untuk makan. Maklum sih,orang Ve nggak bisa masak...hihihi.
Kami, terutama Ben memang banget-banget mendidik Ais dengan rasa disiplin. Terutama ketika berhadapan dengan pola makan. Ais kalau ketahuan main-main waktu makan, atau nyemburin makanan yang ada di dalam mulut. Sudah pasti kami marah.
Daddynya langsung bilang ke Aisyah gini : Ais, di negara lain banyak anak yang nggak bisa makan spt ini, jadi Ais nggak boleh nyemburin makanan. Kalau udah kenyang yah nggak usah dimasukkin mulut.
Hmm,Ve jadi keingetan gimana caranya mendidik anak untuk bisa berempati kepada sesama. Empati yang artinya juga mau berbagi atau menolong orang lain yang kesusahan/membutuhkan.
Ada yang punya saran ato masukan nggak yah? soalnya semisal kita mau ngasih didikan untuk anak seusia dibawah 2 thn dengan contoh kasih uang ke orang lain yang memerlukan...disini tidak spt di Indo. Pernah ada sih yang datang ngetok pintu apartment minta sumbangan sukarela untuk yayasan kanker. Kalau itu pasti Daddynya Ais paling support, karena dulu Kakeknya juga meninggal karena kanker.
Tapi pemahaman Ve nggak cuma itu aja caranya, ada alternatif yang lain. Karena mesti disesuakan dengan tahap perkembangan anak juga kan.
Ya kalau ada yang tau gimana cara menstimulusnya ato referensi link boleh kasih tau yah.
Eh bentar lagi hari Ibu di Denmark.....nah buat para Ibu, Selamat hari Ibu.....seuntai doa semoga selalu tercurah keberkahan untuk semua Ibu didunia....for my Mom....I love u....thanks for everything.
ps: foto di ambil dari El museet Denmark
3 comments:
iya nih.. harga2 pada naik.. bikin pusing...
hehehe..gak punya ide juga ver gimana tuh cara ngajarin anak supaya bisa punya rasa untuk berbagi dengan orang2 yang susah..lah di negara dimana aku tinggal aja gak ada orang2 yang susah..jadi gak bisa ngasih contohnya..
Assalamualaikum.wr.wb
Ikut comment ah...ini pengalaman pribadi saja dek..dulu waktu di Ina nkita selaluh sisihkan uang jajan waktu sdh kumpul dengan waktu yg disepakati , saya cuma ngantar dan ngawasi anak2 bagiin bingkisan bisa berupa cash money ato makanan buat orang2 yg membutuhkan di jalan ato di beberapa tempat, bisa juga kita dateng ke pantai asuhan. Nah kalau di Qatar cara kita beda lagi misal ada temen butuh bantuan misalkan kita belum mampu bantu secara fisik ya minimal saya dan anak2 sering searc informasi yang sekiranya bisa membantu mereka selain sering di ajak nganterin kue kecil he..he. nggak ada kue besar coz belum bisa bikin yg besar.
Kalau masalah hrg pada naik sama juga disini mungkin yg bisa saya lakukan pertama bersyukur kita msh bisa hidup walpn tdk dengan standart tinggi, kedua pintar2 ngatur uang dan keinginan(terutama ibu2 hi..hi pengalaman pribadi juga ni
)
Post a Comment