Bahasa kami...

' Happy 2 years anniversary sayang '

Begitu kira-kira yang teucap dari mulutnya kemarin sebelum tidur jam 12 tengah malam. Terus Ve bilang makasih dan berharap bisa ke town karena pengen makan di Thailand restaurant yang katanya ada bakso sapi pakai mie pangsit. Terus Ben bilang,sepertinya gak bisa kita kemana-mana karena tidak ada yang bisa jagain Aisyah. Kakeknya ada meeting,Neneknya mau ada janji untuk pergi ke gym sama si tante sabrina. Yah,Ve langsung pikir alamat biasa aja dunk...tapi gak apalah..ya udah nanti Ve buat cake khusus aja buat anniversary.

Masih keinget pertama kali ketemu,terus Dady ngomong gini habis 3 jam ketemuan kami berlima ( ditemani adek dan teman Ve ) : piye toh, habis ketemu aku secara langsung apa masih mau menikah sama aku? Glek,ini kok gak ada romantis-romantisnya,pikir Ve. harusnya seperti cerita-cerita eomantik yang mana prianya tekuk lutut terus dengan memberikan sebuah cincin ngomong : 'Will you marry with me?' Ditanyanya malah pas lagi makan di Mc Donalds di Sarinah dan banyak orang pula....huhuhuh,emang deh Dady benar-benar gak mau tunggu lama lagi langsung tancap.

Alhamdulillah,akhirnya semuanya menjadi satu titik permulaan kehidupan yang sebenarnya untuk kami berdua. Menyatu dalam biduk bahtera rumah tangga. Saling memahami satu sama lain,menerima kekurangan dan kelebihan pasangan bukan hal yang mudah dimana masing-masing mempunyai gambaran ideal tentang sebuah pernikahan.
( ini terutama buat Ve ).
Tapi gambaran ideal itupun perlahan-lahan menjadi sebuah realita yang harus kami terima : bahwa hidup bukan sebuah tautan keidealisme yang harus melulu mematoknya di dalam keseharian. Ternyata meski ada harus kompromi didalamnya. Karena tentunya setiap kebaikan Insya Allah bermakna ibadah ketika kita berada dalam lembaga syariat pernikahan berdasarkan cinta kepada Allah SWT.

Insya Allah itu semua menjadi impian kami, Membangun istana mungil bertahta ridhaNya. jadi inget satu kutipan indah yang kami pasang di wedding invitation card kami. Ditengah persiapan yang hanya kurang lebih 10 hari untuk bisa menikah antara 2 budaya , dua suku bangsa yang berbeda. Sayangnya tak satu buah kartu undanganpun bisa kami jadikan memori aka disimpan...karena semuanya habis .

Nggak papa deh, sekarang yang lebih penting menikmati indahnya kebersamaan bersama sang buah hati...Semoga Allah meridhai perjalanan kami. Amiin.
isi kutipannya,kalau nggak salah dari Kahlil Gibran deh :

Dan ketika kami memutuskan untuk saling mengerti,
kami biarkan 2 hati kami bicara:
Tentang impian-impian kami, tentang hasrat dan kerinduan.
Kemudian kami menjadi takjub, karena ternyata kami begitu berbeda, sekaligus juga begitu serasi. Maka kami pun berjanji untuk menyatukan kedua hati kami dalam satu bahtera, meski berbeda namun serasi, agar yang kosong, dapat terisi dengan sempurna, agar segala impian dapat kami wujudkan berdua. Karena perbedaan kami bukanlah kendala selagi kami masih memakai bahasa yang sama dan bahasa itu bernama................. Cinta

Liputan acara anniversarynya besok aja yah Insya Allah.....mungkin di MP Aisyah upload foto2nya yah

Capekkk rek....

God Nat....