September 17, 2006

Happy couple, isnt?

Assalamu'alaikum.wr.wb

Gimana weekendnya neh? Semoga semuanya berjalan lancar yah.

Ini picture diambil kemarin, ceritanya hari sabtu kemarin kami jalan ke Tivoli ( silahkan klik ).

Alhamdulillah masih bisa or sempat jalan, meski kaki udah mulai terasa *kembang* , katanya seh itu normal aja. Yang kurang enaknya seh kemarin itu waktu masih skole Ve sempat beli sepatu baru dengan no ukuran yang biasa alias nr.37. Gak tau nya setelah beberapa minggu ternyata dah gak muat lagi tuh sepatu, plus sepatu yang lama-lama...semuanya udah gak nyaman karena gak muat lagi. Ihiks, mau beli yang baru lagi dengan ukuran diatas itu keknya mubazir, ya udah sekarang kalau jalan pake sandal kek sandal rumah gitu. And ke tivoli kemarin juga gitu, gak betah pake sepatu...yah udah pake sendal rumah..maunya seh nyeker...:D, tapi kan gak lucu . :))



So, kami having fun kemarin, mungkin lebih tepatnya Ben..bisa naik macem2 arena games....plus Bunny Jumping , wow kalo Ve gak hamil tertarik nyoba neh. *_^, cuma ternyata peraturan disana juga BB ( berat badan kita ) mesti 50kg ke atas. Kalo Ve gak hamil gak nyampe segitu,jadi keknya gak akan dibolehin. Alasannya,kata Ben ntar kalo ke kurusan kebawa angin,hehehehe.

Lupain acara tivoli yah, Ve mau sedikit ngupas tentang tulisan ini , sehubungan tulisan yang *menggemparkan dilink MP. Jadi tersentuh juga dan bukan maksud latah loh yah.
Tapi ada benarnya juga dengan tulisannya mba Lina, kita hidup di dunia sekarang ini serba diukur hanya dari sebuah *subtitle* keduniawian.


Betapa gak, pertanyaan atau perlontaran kalimat yang sering muncul di dunia *seorang wanita Indo* yang menikah dengan Bule, selalu seputar hal-hal yang *menjengahkan*.
Itu mungkin feelingku aja kali yah,atau karenna Ve terlampau sensitif? Wallahu'alam.

Pernikahan adalah Mitsaqan Ghaliza. Sebuah perjanjian yang teramat berat di sisi Allah swt. Jadi ketika seorang wanita memutuskan untuk menggenapkan 1/2 dienNya, dan menyerahkan sepenuhnya hidupnya untuk berabdi kepada suaminya dalam kerangka meraih ridha Allah swt dan RasulNya, itu bukan sebuah keputusan yang bermodalkan masalah2 keduniawian semata seperti materi,prestise/image, dsbnya yang mengarah selain kepadaNya.
Seperti Rasulpun menyebutkan segala sesuatu itu ada niatnya ...dan niat itulah akan berpulang kepada manusia sendiri.


Begitupun pernikahan, dari kacamata pernikahan itu...tak ada perbedaan apakah seorang wanita menikah dengan orang jawa,padang,sunda,orang bule yang berasal dari denmark,amerika,maroko dsbnya.


Semuanya itu gak menjadi dasar patokan...tapi yang menjadi dasar patokan adalah Niatnya karena apa? Karena Allah dan RasulNya or bukan?.



Yang masalah ketika kita ( para istri yang notabene nikah dengan seorang *bule* ) menghadapi pandangan sosial masyarakat yang masih kurang open minded, alhasil jadi sebuah dilema. Benar gak seh dilema? Coba tanya ama yang lain deh :). Awal-awalnya seh Ve ngerasa gak nyaman akan padangan selidik orang2 sekitar sewaktu sempat beberapa waktu di Indo. Seakan semuanya memandang dengan penuh curiga,atau terlontar perkataan yang tak mengenakan.
Kok bisa yah?....dari awal Ve juga diingatkan ma Jeng Retno harus siap lahir batin ketika memutuskan menikah dengan orang luar/bule.

Keputusan yang besar, dan bukan sembarangan kalau dipikir-pikir. Semuanya itu kembali kepada kita para wanitanya. Tapi jika sesuatu dikembalikan pada Islam, Ve rasa semuanya akan jadi *kedamaian* dan rahmat untuk semua orang. Karena Islam itu sendiri adalah agama yang cinta akan kedamaian dan keselamatan.


Tidak ada perbedaan warna kulit,ataupun batas negara. Kita bisa tengok ketika di mesjid....semua jamaah saat ruku' ikut ruku, saat sujud ikut sujud...tidak ada yang namanya jika dia presiden harus lebih tinggi duduknya saat jamaah shalat. Atau kita bisa lihat ketika berhaji...semuanya tidak ada perbedaan pakaian...semua memakai pakaian ihram,Subhanallah sebegitu indahnya Islam menggariskan dalam aturanNya yang suci...semua dimata Allah swt sama, tidak ada letak perbedaannya. Yang beda adalah nilai ketakwaannya. Nilai ketakwaan itu bukan diukur dari pandangan kasat mata manusia, tapi hanya Allah swt yang tahu dan menjudge itu.



So,kenapa kita seorang yang mengaku muslim..masih kurang bisa/mampu mengimplementasikan gerakan dalam shalat atau bagi yang sudah berhaji..kenapa tidak mengambil hikmah dari perjalanan hajinya.



Itu semua menjadi pertanyaan, kenapa pula shalat yang kita tegakkan seharusnya berbekas pada keseharian kita, "..Dirikanlah shalat, shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar" ( al ayat), kenapa semuanya berulang dan berulang...seakan shalat yang 5 waktu ini tidak menjadi sebuah*prosesi penyucian* diri kita ketika menghadap haribaanNya.



Semoga, buat kasus yang kemarin tentang *mas a*** di MP* tidak terulang lagi, semoga cukup sudah pandangan ini melukai banyak para wanita muslim yang menikah dengan bule cukup disitu saja. Tidak terulang lagi.



Opini pribadi, sah aja di tulis dalam blog atau web ....hanya perlu di ingat semuanya ada pertanggungjawabannya. Dan ketika menulis ada baiknya menuai manfaat bagi yang membacanya. Jika opini pribadi kita sampai melukai orang lain, lebih baik jadikan saja tulisan itu di buku diary..tutup rapat2 jangan sampai orang membaca dan terluka atas opini pribadi kita.

Weiks,kok Ve jadi serius...heheheh, esmosi? gak emosi...cuma yah kok enak aja dipendam dihati, pengen unek2 di keluarkan termasuk sama suami Ve sendiri ketika tulisan mas A*** di MP menuai koment, Ve sampai diskusi dan Ben sendiri ampe bilang *orang aneh*.

Yah semoga, dibulan ramadhan yang bentar lagi datang ini...kita bisa memperbaiki diri kita,akhlak kita...apa-apa yang kurang diperbaiki pada momentum ramadhan ini. Dan kelak kita jelang hari yang fitri dengan hati suci dan putih...seputih cinta kita pada Allah swt dan RasulNya,amiin.

3 comments:

Anonymous said...

what a happy couple ;)...mudah2n mesra terus sampai akhir, aminnn...:)

Widya Puteri said...

dont worry be happy my dear..
mata boleh memandang, hati boleh menilai, kuping boleh mendengar, kenyataan yang sebenarnya kita dan Allah yang tau..

cheers up my babe !!!! miss u my sister..

Santi said...

semangat, mbak...
Yang berhak menilai hanya Allah swt