January 5, 2006

"Little things mean a lot."



Salam,

Saya sering berdiskusi dengan suami tentang 'progress'.

Dia sering bilang seperti ini,
"Yang, mungkin pada kehidupan kamu sebelumnya selalu di isi dengan study, belajar Islam dan stuty. Tidak ada yang berbeda. Sedangkan disini di Eropa, kami yang muallaf bisa dibilang , tidak lahir dalam keadaan muslim, begitu juga kegiatan kami dan habit kami tidak dimulai dari kedekatan kami dengan nilai-nilai Islam".
Mungkin itulah yang membuat kamu sering terlalu banyak berharap pada accelerasi/percepatan dan proggress saya.

Saat itu kami usai bertemu dengan salah satu saudara kami di city vest, saya mengenalnya lewat rekomendasi seorang sister, setelah lama membuat janji untuk bertemu tibalah hari itu kami bertemu dengan membawa suami kami masing-masing.
Ben banyak ngobrol dengan suaminya, dan saya sendiri banyak berbincang dengan M*** (sahabat baru saya itu).
Seusai pertemuan singkat itu, berhubung tempat tinggal mereka cukup jauh, jadi kami hanya sebentar saja berbincang, dan Insya Allah sister M*** sendiri berjanji setelah semua urusan studinya selesai akan menemui saya kembali.

Ben bilang, mereka baru saja belanja daging di Bilka, lalu Ben bertanya pada suaminya, "Kenapa gak beli daging di Bazaar vest, yang mana sudah jelas disana kehalalannya,-banyak toko-toko muslim?".
Ben berkesimpulan dari jawaban yang diberikan suami sister tersebut adalah itu tidak masalah buat mereka...selagi itu adalah daging sapi..mereka berasumsi itu halal.

Lalu Ben pun bilang pada saya dalam perjalanan pulang, hanya semenjak menikah saja, saya selalu berhati-hati dalam membeli daging, saya melihat dan beropini, satu-satunya orang yang pernah saya kenal dan saya lihat kamu lah yang paling strikt, dan sejak mengenal kamulah, saya selalu berusaha untuk memberikan yang halal.
Memang Ben selalu mengajak saya ketika kami berbelanja daging, kami benar-benar membelinya di toko bazaarvest yang mana salah satu produsen daging halal dari Turki,plus memang berbelanja disana lebih murah.

Saya lalu menjawab : Ben, memang Islam itu diciptakan Allah mudah dan Allah tahu setiap kondisi hambaNya. Mau atau tidak kita mengikuti aturan yang ada dalam Islam, itu semuanya pilihan pribadi masing-masing...dan balasannya itu hak Allah SWT semata.

Dan satu lagi , Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kalau kaum itu berusaha untuk merubahnya sendiri.
So, pilihan untuk ikut aturan dan patuh pada ketentuanNya, sejauh apapun kita berada dalam lingkungan yang tidak tersentuh nilai-nilai Islam, atau istilah Berbaur tetapi tidak melebur, harus lah menjadi patokan kita.

Jadi jangan dinilai saya ini sangat strik.
Ben pernah nanya sama saya, kamu kalau gak shalat 1 kali aja tertinggal perasaan kamu akan shalat berlama-lama atau berdzikir hingga lama sekali, kamu akan sangat merasa bersalah dan paling berdosa sekali.Padahal Allah pasti memaafkan segala keterbatasan kita.

Lalu saya pun bilang, kita harus melihat kebaikan pada yang lebih dari kita, kita lihat saudara kita yang lain yang lebih bertakwa dari kita, mereka lebih khusyu shalatnya,lebih banyak amalnya dari kita, Bukan kah Allah menyukai hambaNya yang berfastabiqul Khair.
Nah...Mari kita sama-sama berlomba lomba dalam kebaikan...sebelum semuanya terlambat buat kita.

Lalu Ben pun terdiam...saya sangat berharap Ben mengerti dan memahami pendapat saya.
Semoga saja Allah selalu membimbing saya dan ben selalu, amiin.


Wassalamu'alaikum.wr.wb.

sunflower

4 comments:

Anonymous said...

semoga diberi kesabaran utk menjadi pendamping suami yang berusaha untuk menjadi lebih solih
dan semoga suami diberi kekuatan iman untuk tetap berpegang pada Islam..
ada website bagus utk para muallaf bisa di coba
www.watchislam.com

your sister in Islam

Anonymous said...

Ga bisa komen di taggie, jadi salam kenalnya disini aja ya ^_^

Umm Nusaybah said...

Amee berdoa semoga Bang den dan vera selalu bisa mnejadi lebih baik deh....itulah inti pernikahan ver, saling mengisi dan menasehati serta saling melindungi dr murka Allah....spt gambaran Allah dalam Quran bahwa suami isteri bak pakaian satu sama lain (membuat hangat, melindungi, memberi kenyamanan)

Ummu Aisyah said...

for amee: makasih ya, ve udah baca 'belahan jiwa' amee...hmm..ve paste poemnya buat disave di hardisk.

for ars : makasih kunjungan balik

for sister : makasih info webnya, udah ve buka ..bagus banget